Bambu disebut sebagai “Berlian Hitam” di Jepang dan Asia Tenggara, penggunaan serat arang bambu merupakan tren yang muncul di industri mode karena produsen berupaya menggabungkan mode dengan fungsi.
Inexperienced Earth Information sebelumnya menulis tentang banyak keuntungan dari arang bambu sehingga tidak mengherankan jika aspek positif tersebut meluas ke kain yang terbuat dari bambu. Arang dibuat dengan memanaskan bambu pada suhu 800 derajat dan kemudian arang itu sendiri diproses dan dicampur dengan kain sebagai bagian dari bidang nanoteknologi yang sedang berkembang.
Nanoteknologi didefinisikan sebagai “pemahaman, manipulasi, dan kontrol materi pada panjang yang disebutkan di atas, dengan demikian, sifat fisik, kimia, dan biologi bahan (atom individu, molekul, dan materi massal) mungkin direkayasa, disintesis, atau diubah. untuk mengembangkan generasi berikutnya dari bahan, perangkat, struktur, dan sistem yang ditingkatkan.” Oleh karena itu, atribut tekstil seperti kelembutan, daya tahan, ketahanan air dan kemampuan bernapas dapat ditingkatkan dengan penggunaan Nanoteknologi.
Beberapa fitur positif dari kain arang bambu meliputi:
Lebih mudah pada kulit sensitif – Kain menghambat metabolisme bakteri yang menyebabkan reaksi alergi pada kulit lebih sedikit daripada serat lain yang disterilkan dengan agen antimikroba.
Mengurangi penumpukan Statis – Ini benar-benar bahan konduktif sehingga menjaga muatan seimbang dalam kain untuk mengurangi penumpukan statis.
Pencucian dan Daya Tahan yang Unggul – Serat arang bambu cepat kering dan karena partikel nano arang tertanam di kain daripada hanya dilapisi ke permukaan, kain dapat dicuci berkali-kali tanpa efek buruk pada kualitas arang.
Pengaturan Kelembaban – Benang arang bambu memiliki penampang yang diisi dengan berbagai celah mikro dan lubang mikro sehingga dibandingkan dengan kain konvensional, lebih baik dalam penyerapan air dan ventilasi. Kain membuat pemakainya tetap kering dan nyaman di hari yang panas.
Sementara teknologi kain bambu masih relatif baru, hanya mendapatkan momentum di Asia dari pertengahan 1990-an, penggunaannya semakin meluas mulai dari pakaian hingga karpet hingga tempat tidur. Saat mereka mencari kain yang lebih ramah lingkungan yang menawarkan rasa dan daya tahan yang sama dengan kain sintetis, arang bambu sering menjadi pesaing yang mengejutkan namun kuat.
Pesaing bagus lainnya yang berasal dari sumber daya paling terbarukan di dunia – bambu – adalah viscose dari kain bambu, menawarkan berbagai pilihan tren mode mulai dari pakaian bambu hingga seprai, selimut bayi hingga handuk mandi mewah.